Jogja Istimewa (Budaya series)

      Budaya Jogja
      JOGJA ISTIMEWA

  Seni pertunjukan yang telah berusia lebih dari lima abad. Membawa kisah Ramayana dan Mahabharata, pagelaran selama semalam suntuk ini menjadi ruang yang tepat untuk melewatkan malam, berefleksi dan memahami filosofi hidup Jawa.Malam di Yogyakarta akan terasa hidup jika anda melewatkannya dengan melihat wayang kulit. Irama gamelan yang rancak berpadu dengan suara merdu para sinden takkan membiarkan anda jatuh dalam kantuk. Cerita yang dibawakan sang dalang akan membawa anda larut seolah ikut masuk menjadi salah satu tokoh dalam kisah yang dibawakan. Anda pun dengan segera akan menyadari betapa agungnya budaya Jawa di masa lalu.
Wayang kulit adalah seni pertunjukan yang telah berusia lebih dari setengah milenium. Kemunculannya memiliki cerita tersendiri, terkait dengan masuknya Islam Jawa. Salah satu anggota Wali Songo menciptakannya dengan mengadopsi Wayang Beber yang berkembang pada masa kejayaan Hindu-Budha. Adopsi itu dilakukan karena wayang terlanjur lekat dengan orang Jawa sehingga menjadi media yang tepat untuk dakwah menyebarkan Islam, sementara agama Islam melarang bentuk seni rupa. Alhasil, diciptakan wayang kulit dimana orang hanya bisa melihat bayangan.Jadi jangan lupa ya guus kalog ke jogja nyari tontonan wayang kulit aja..selamat malam

Jogja Istimewa (BREGADA SERIES)

 BREGADA KRATON YOGYAKARTA adalah alat pertahanan wilayah kesultanan Ngayokyakarta, yang terbagi atas beberapa kesatuan (bregada/brigade). Mereka merupakan tentara yang dahulunya dipakai sebagai angkatan perang, namun kini difungsikan sebagai bagian dari upacara adat grebeg.
Kesatuan-kesatuan prajurit itu dibentuk pada masa pemerintahan Hamangkubuwono1 sekitar abad ke 11. Tepatnya pada tahun1755 Masehi. Selama kurang lebih setengah abad pasukan Ngayogyakarta terkenal cukup kuat, pada masa PemerintahanHamengkubuwono II mengadakan perlawanan bersenjata menghadapi serbuan dari pasukan Inggris dibawah pimpinan Jenderal Gillespie pada bulan Juni 1812. Namun semenjak masa PemerintahanHamengkubuwono III kompeni Inggris membubarkan angkatan perang Kasultanan Yogyakarta. Dalam perjanjian 2 Oktober 1813yang ditandatangani oleh Sultan Hamengkubuwono III dan Raffles, dituliskan bahwa Kesultanan Yogyakarta tidak dibenarkan memiliki angkatan bersenjata yang kuat.
Keraton Kasultanan Yogyakarta memiliki kesatuan-kesatuan prajurit yang disebut bregada. Saat ini terdapat 10 bregada prajurit, yaitu : Prajurit Wirobrojo, Prajurit Dhaheng, Prajurit Patangpuluh, Prajurit Jogokaryo, Prajurit Prawirotomo, Prajurit Ketanggung, Prajurit Mantrijero, Prajurit Nyutro, Prajurit Bugis dan Prajurit Surokarso. Setiap bregada dipimpin oleh seorang perwira berpangkat Kapten, didampingi oleh seorang perwira berpangkat Panji, yang bertugas untuk mengatur dan memerintah keseluruhan prajurit dalam bregada. Setiap Panji didampingi oleh seorang Wakil Panji. Sementara regu-regu dalam setiap bregada dipimpin oleh seorang bintara berpangkat Sersan. Keseluruhan perwira dalam semua bregada dipimpin oleh seorang Pandega. Pucuk pimpinan tertinggi keseluruhan bregada prajurit Keraton adalah seorang Manggalayudha.
Keberadaan Bregada-bregada prajurit Keraton saat ini berada dibawah Pengageng Tepas Kaprajuritan Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Hanya saja Bregada-bregada prajurit Keraton ini hanya tampil dalam acara tertentu, dengan urutan dan formasi tertentu sesuai peran dan fungsi masing-masing, sebagaimana yang ditampilkan dalam setiap defile pada upacara Garebeg setiap tahunnya.

jogja wisata kota diatas awan series

         ..................................................... JOGJA WISATA.............................................................
KOTA DIATAS AWAN
asalamukailaikum wr.wb
homsuatiasto,selamat malam guys baru begadang nih ayo kita lihat negeri diatas awan .siapa tau besok pagi udah bangun bingung mau kemana kesini aja
.......................................................................cek in down.......................................................................

diatas awan series akan membahsas

jogja wisata spot foto series

..........................................................SPOT FOTO SERIES.........................................................
JOGJA WISATA
Hay selamat pagi guys,bertemu lagi dengan saya ropikentang .Kali ini saya akan membahas spot foto dijogja ,yang bisa dikatakan warbiayah guys
mau tau mana aja 
cek in down 
1.Embung langgeran ninggal janji
Hasil gambar untuk spot foto jogja
2.Candi prambanan sore hari
Hasil gambar untuk spot foto jogja
3.Taman sari dikala saing hari
Hasil gambar untuk spot foto jogja
4.Puncak Becici
Hasil gambar untuk spot foto jogja
5.kali Biru nya Cinta guys

 Hasil gambar untuk spot foto jogja
jangan lupa pula guys follow
ig:@ropikentang

TEMPAT JOGJA WISATA

SALAH SATU TEMPAT WISATA JOGJA

                   Wisata Alam Pinus Pengger kedengaranya masih sangat asing kita dengar, memang betul karena tempat wisata alam ini baru saja secara resmi dibuka baru pada tanggal 7 April 2016 baru baru ini yang pada acara tersebut dihadiri dari fihak KPH Daerah Istimewa Yogyakarta, RPH Mangunan Dlingo, Muspika Kecamatan Dlingo Lurah dan Perangkat Desa Terong serta tamu undangan yang lain dengan ditandai dengan pemotongan Tumpeng oleh pihak KPH, Pemotongan PIta dan pemukulan gong oleh Muspika Dlingo, kemudian pada hari minggu tanggal 10 April ditempat ini diadkan pentas Dangdut yang hadir pada acara tersebut cukup banyak bahykan lebih dari 1000 orang sekalius sebagai promosi memperkenalkan wahana wisata alam baru yang terletak di Pedukuhan Sendangsari Desa Terong Kecamatan Dlingo Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yofgyakarta. Tempat ini bisa sangat mudah untuk dijangkau jarena terletak dipinggir jalan Patuk Dlingo Km 4.5 kalau dari arah Perempatan Patuk Jalan Wonosari keselatan kurang lebih 4,5 km. Pengunjung tidak akan kecewa apabila datang ditempat ini karena banyak nuansa yang ditawarkan untuk memanjakan dan menghilangkan kepenatan wisatawan, diantaranya pemandu yang ramah-ramah dan dapat menikmati kesejukan hutan pinus serta dapat menikmati pemandangan alam dari ketinggian dan apabila menjelang petang anda akan dibuat kagum dengan keindahan Sunsetnya yang begitu sempurna, masih ada hal menarik yang ditawarkan ditempat ini yakni adanya Goa yang sangat unik yang jarang ditemui ditempat lain orang sekitar menyebutnya Goa Macan kenapa disebut Goa Macan karena pada dinding-dinding Goa terdapat bekas cakaran Harimau sehingga disebutnya Goa Macan ada juga Goa Lampeng dan Watu Ngadeg yang bisa anda nikmati bersama kerabat atau sanak saudara. Boleh dibilang tempat ini layak untuk dikunjungi karena sudah dilengkapi dengaj fasilitas diantanya Mushola dan toilet serta tempat parkir yang memadai. Untuk menikmati wisata alam ini pengunjung tidak akan dipungut retribusi masuk, pengunjung hanya dikenakan biaya jasa menunggu kendaraan pengunjung baik mobil maupun motor sehingga pengunjung akan merasa tenang tidak kawatir karena Pokdarwis setempat akan setia menjaga kendaraan sepanjang hari sehingga pengu njung merasa nyaman sehingga tidak ada limited time alias tidak ada batasan waktu tarip sama. Tidak ada salahnya apabila kami merekomendasikan berkunjung ditempat ini, oh iya ditempat ini juga sudah ada fasilitas Gazebo tempat- tempat duduk  ayunan dan penjual minuman ringan sehingga pengunjung tidak perlu membawa minuman dari rumah.

      Hasil gambar untuk INSTAGRAM PINUS PENGGER
                                   

      Hasil gambar untuk INSTAGRAM PINUS PENGGER

                                          Inilah tempat wisata jogja yang wajib di kunjungi 
salam JOGJA WISATA


  

TEMPAT JOGJA WISATA

SALAH SATU TEMPAT WISATA JOGJA

                   Wisata Alam Pinus Pengger kedengaranya masih sangat asing kita dengar, memang betul karena tempat wisata alam ini baru saja secara resmi dibuka baru pada tanggal 7 April 2016 baru baru ini yang pada acara tersebut dihadiri dari fihak KPH Daerah Istimewa Yogyakarta, RPH Mangunan Dlingo, Muspika Kecamatan Dlingo Lurah dan Perangkat Desa Terong serta tamu undangan yang lain dengan ditandai dengan pemotongan Tumpeng oleh pihak KPH, Pemotongan PIta dan pemukulan gong oleh Muspika Dlingo, kemudian pada hari minggu tanggal 10 April ditempat ini diadkan pentas Dangdut yang hadir pada acara tersebut cukup banyak bahykan lebih dari 1000 orang sekalius sebagai promosi memperkenalkan wahana wisata alam baru yang terletak di Pedukuhan Sendangsari Desa Terong Kecamatan Dlingo Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yofgyakarta. Tempat ini bisa sangat mudah untuk dijangkau jarena terletak dipinggir jalan Patuk Dlingo Km 4.5 kalau dari arah Perempatan Patuk Jalan Wonosari keselatan kurang lebih 4,5 km. Pengunjung tidak akan kecewa apabila datang ditempat ini karena banyak nuansa yang ditawarkan untuk memanjakan dan menghilangkan kepenatan wisatawan, diantaranya pemandu yang ramah-ramah dan dapat menikmati kesejukan hutan pinus serta dapat menikmati pemandangan alam dari ketinggian dan apabila menjelang petang anda akan dibuat kagum dengan keindahan Sunsetnya yang begitu sempurna, masih ada hal menarik yang ditawarkan ditempat ini yakni adanya Goa yang sangat unik yang jarang ditemui ditempat lain orang sekitar menyebutnya Goa Macan kenapa disebut Goa Macan karena pada dinding-dinding Goa terdapat bekas cakaran Harimau sehingga disebutnya Goa Macan ada juga Goa Lampeng dan Watu Ngadeg yang bisa anda nikmati bersama kerabat atau sanak saudara. Boleh dibilang tempat ini layak untuk dikunjungi karena sudah dilengkapi dengaj fasilitas diantanya Mushola dan toilet serta tempat parkir yang memadai. Untuk menikmati wisata alam ini pengunjung tidak akan dipungut retribusi masuk, pengunjung hanya dikenakan biaya jasa menunggu kendaraan pengunjung baik mobil maupun motor sehingga pengunjung akan merasa tenang tidak kawatir karena Pokdarwis setempat akan setia menjaga kendaraan sepanjang hari sehingga pengu njung merasa nyaman sehingga tidak ada limited time alias tidak ada batasan waktu tarip sama. Tidak ada salahnya apabila kami merekomendasikan berkunjung ditempat ini, oh iya ditempat ini juga sudah ada fasilitas Gazebo tempat- tempat duduk  ayunan dan penjual minuman ringan sehingga pengunjung tidak perlu membawa minuman dari rumah.

      Hasil gambar untuk INSTAGRAM PINUS PENGGER
                                   

      Hasil gambar untuk INSTAGRAM PINUS PENGGER

                                          Inilah tempat wisata jogja yang wajib di kunjungi 
salam JOGJA WISATA


  

TEBING INDAH JOGJA

TEBING
BREKSI DOELO DAN SEKARANG



TEBING BREKSI
Groyokan, Blengkong, Sambirejo, Prambanan, Sleman, Yogyakarta, Indonesia (lihat peta)
Bukit Breksi merupakan salah satu tempat wisata baru di Jogja yang berhasil menarik perhatian banyak orang. Mulanya, bukit ini hanyalah sebuah tambang batu biasa yang menyerupai bukit kecil setinggi kurang lebih 20 m. Namun akhir-akhir ini, para wisatawan yang hendak berkunjung ke Candi Ijo menyempatkan diri mampir ke tempat ini untuk sekedar berfoto. Selain tampak eksotis, Tebing Breksi juga menawarkan pemandangan lanskap yang luar biasa. Dari atas tebing, wisatawan dapat melihat Candi Prambanan, Candi Sojiwan dan Candi Barong yang dilatari oleh gagahnya Merapi. Tak hanya itu, tebing yang mirip dengan brown canyon yang ada di Semarang ini pun menawarkan panorama senja yang menggoda.

  • DOLOE

Image result for tebing breksi jogja
  • SEKARANG

Image result for tebing breksi jogja

EXPLORE KRATON JOGJA

KRATON 
SEBAGAI KANTOR PEMERINTAHAN


KRATON YOGYAKARTA DULU DAN SEKARANG

    merupakan obyek wisata yang paling populer dan sering dikunjungi oleh para wisatawan,baik itu wisatawan domestik maupun wisatawan luar negeri. Faktor sejarah membuat orang banyak yang datang ke kerotan yogyakarta ini. Sebab, keraton ini merupakan keraton yang masih ada hingga saat ini dan termasuk sebuah keraton di Indonesia yang paling besar dan terkenal.
     Keraton Yogyakarta ini berawan dari sejak abad ke 15 yaitu Kasultanan Yogyakarta dimulai tahun 1558 Masehi dimana Ki Ageng Pemanahan dihadiahi oleh Sultan Pajang sebuah wilayah di Mataram karena jasa-jasanya membantu Pajang mengalahkan Aryo PenangsangKi Ageng Pemanahan merupakan putra dari Ki Ageng Ngenis dan cucu dari Ki Ageng Selo, seorang tokoh ulama besar dari Selo, Kabupaten Grobogan.
    Ki Ageng Pemanahan pada tahun 1577 membangun istana di Pasargede atau Kotagede. Selama menempati wilayah pemberian Sultan Pajang, Ki Ageng Pemanahan tetap setia pada Sultan Pajang hingga akhirnya wafat pada tahun 1584 dan dimakamkan di sebelah Masjid Kotagede.
    Selanjutnya kepemimpinan di Kotagede diteruskan oleh putranya yaitu Sutawijaya yang juga disebut Ngabehi Loring Pasar yang memang waktui itu rumahnya berada di sebelah utara pasar. Kepemimpinan Sutawijaya berbeda dengan ayahnya yaitu menolak tunduk pada Sultan Pajang.
   Melihat ketidakpatuhan Sutawijaya tersebut, kerajaan Pajang merencanakan merebut kembali kekuasaanya di Mataram . Selanjutnya pada tahun 1587 kerajaan Pajang menyerang Mataram dan terjadilah pertempuran yang hebat. Dalam pertempuran ini justru pasukan Pajang mengalami kekalahan karena diterjang badai letusan Gunung Merapi sedangkan Sutawijaya dan pasukannya bisa menyingkir dan akhirnya selamat.
Selanjutnya pada tahun 1588 Mataram menjadi kerajaan dan Sutawijjaya diangkat menjadi sultan yang bergelar Panembahan Senopati atau Senopati Ingalaga Sayidin Penatagama. Arti dari nama tersebut merupakan ulama yang menjadi pengatur dari kehidupan beragama yang berada dalam kerajaan Mataram dan berarti sebagai panglima perang.
Untuk memperkuat legitimasi dalam kekuasaanya, Panembahan Senopati tetap menggunakan dan mewarisi tradisi yang dilakukan kerajaan Pajang dalam mengatur kekuasaanya atas seluruh wilayahnya di Pulau Jawa.
Waktu terus berjalan dan akhirnya pada tahun 1601 Panembahan Senopati wafat dan selanjutnya kepemimpinannya diteruskan oleh puteranya yang bernama Mas Jolang yang kemudian dikenal sebagai Panembahan Senopati Seda Ing Krapyak. Setelah Mas Jolang wafat kemudian diteruskan oleh Pangeran Arya Martapura. Karena beliau sering sakit maka digantikan oleh kakaknya yaitu Raden Mas Rangsang yang bergelar Sultan Agung Senopati Ingalaga Abdurrahman yang dikenal dengan sebutan Prabu Pandita Hanyakrakusuma atau Sultan Agung Hanyakrakusuma.
Kerajaan Mataram pada masa kepemimpinan Sultan Agung mengalami perkembangan yang cukup pesat sehingga kehidupan rakyat pada waktu itu hidup makmur dan tenteram. Selanjutnya pada tahun 1645 Sultan Agung wafat dan diteruskan oleh puteranya yang bernama Amangkurat I.
Sewaktu dipimpin puteranya tersebut kerajaan Mataram banyak mengalami kemerosotan yang luar biasa karena terjadi perpecahan diantara keluarga kerajaan Mataram sendiri yang akhirnya perpecahan tersebut dimanfaatkan oleh VOC untuk campur tangan.
Perpecahan tersebut selanjutnya diakhiri pada tanggal 13 Februari 1755 dengan diadakannya perjanjian Giyanti yang berisi kerajaan Mataram dibagi 2 yaitu menjadi Kesunanan Surakarta dan Kasultanan Yogyakarta.
Perjanjian Giyanti memutuskan Pangeran Mangkubumi menjadi Sultan atas Kasultanan Yogyakarta dengan gelar Sultan Hamengku Buwono Senopati Ingalaga Abdul Rakhman Sayidin Panatagama Khalifatullah. Semenjak itu Pangeran Mangkubumi resmi diangkat menjadi Sultan pertama di Yogyakarta yang bergelar Sri Sultan Hamengku Buwono I. Berikut ini parra Sultan yang pernah menjadi raja di keraton Yogyakarta :
  1. Sri Sultan Hamengku Buwono I ( 1755-1792 )
  2. Sri Sultan Hamengku Buwono II ( 1792-1810 )
  3. Sri Sultan Hamengku Buwono III ( 1810-1813 )
  4. Sri Sultan Hamengku Buwono IV ( 1814-1822 )
  5. Sri Sultan Hamengku Buwono V ( 1822-1855 )
  6. Sri Sultan Hamengku Buwono VI ( 1855-1877 )
  7. Sri Sultan Hamengku Buwono VII ( 1877-1921 )
  8. Sri Sultan Hamengku Buwono VIII ( 1921-1939 )
  9. Sri Sultan Hamengku Buwono IX ( 1939-1988 )
  10. Sri Sultan Hamengku Buwono X ( 1988- sekarang )
Lingkungan Keraton Yogyakarta disusun secara konsetrik yang merupakan tata ruang keraton yang tediri dari :
  1. Lapis terluar : Dalam lapisan ini terdapat alun-alun Selatan dengan segala perlengkapannya yang terdiri dari Alun-alun utara dengan Masjid Agung, Pekapalan, Pegelaran dan Pasar. Sedangkan Alun-alun Selatan terdiri dari Kandang Gajah Kepatihan yang merupakan sarana birokrasi dan benteng sebagai sarana pertahanan militer.
  1. Lapis kedua yang terdiri dari : Siti Hinggil yang merupakan halaman yang disebut juga pelataran yang ditinggikan yang berada di sebelah utara dan selatan. Siti Hinggil Utara terdapat tempat yang bernama bangsal Witana dan bangsal Maguntur Tangkil. Tempat ini digunakan untuk upacara kenegaraan. Siti Hinggil Selatan sering dipergunakan untuk kepentingan Sultan yang bersifat pribadi misalnya menyaksikan latyihan para prajurit hingga adu macan dengan manusia (rampogan) atau banteng. Bagian terakhir dari lapisan ini adalah Supit Urang / Pemengkang yang merupakan jalan yang mengitari Siti Hinggil.
  1. Lapis ketiga Keraton Yogyakarta terdiri dari Pelataran Kemadhungan Utara dan Selatan. Pelataran Kemadhungan digunakan untuk ruang transit menuju ruang utama. Pada pelataran Kemadhungan Utara terdapat bangsal yang bernama Pancaniti dan pada pelataran Kemadhungan Selatan terdapat bangsal Kemadhungan.
  1. Lapis ke empat berdiri Pelataran Sri Manganti dan bangsal Sri Manganti yang dipergunakan untuk ruang tunggu sebelum menghadap raja. Di bangsal ini terdapat bangsal Trajumas yang terletak di sisi utara Pelataran Kemagangan sedangkan bangsal kemagangan berada dio sebalah selatan. Bangsal ini diperunakan sebagai tempat transit terakiti sebelum ke pusat Istanan.
  1. Lapis terakhir adalah pusat konsentrik yag terdapat pelataran Kedhaton. Tata ruang dari yang tersusun oleh bangunan yang terdiri dari tratag, pendhopo, pringgitan.
Setiap pelataran tesebut dihubungkan oleh benteng yang kuat dan dihubungkan oleh gerbang.. Gerbang tersebut jumlahnya ada sembilan, sembilan pelataran terdapat 9 pintu gerbang.
  1. Gerbang Pangurakan
  2. Gerbang Brajanala
  3. Gerbang Srimanganti
  4. Gerbang Danapratapa
  5. Gerbang Kemangangan
  6. Gerbang Gadung Mlathi
  7. Gerbang Kemandhungan
  8. Gerbang Gading
  9. Gerbang Tarub Agung
Dilihat dari jumlah pelataran dan gerbang yang berjumlah sembilan yang menyimbolkan kesempurnaan sebagai alegori dari sembilan lubang yang terdapat pada manusia. Keraton dibangun berdasar sumbu imajiner utara-selatan berperan sebagai sumbu primer dan sumbu barat-timur berperan sebagai sumbu sekunder.
Dalam aktivitas kehidupan di Keraton, Sultan merupakan figur nomor satu, sebagai wakil Tuhan dari bumi, berkuasa dalam militer dan keagamaan. ( Senopati Ingalaga Nagabdul Rahman Sayidina Panatagama Kalifatullah ). Oleh karena itu sosok Sultan dianggap sakral, begitu juga dalam kegiatan yang dilakukannya. Demikian juga dengan setiap ruang keraton dan tata ruangnya memiliki kesakralan tersendiri.
Kesakralan yang terdapat pada ruang dalam keraton mempunyai kesakralan tersendiri yang mengartikan frekwensi kegiatan Sultan pada tempat tersebut. Di Alun-alun, Siti Hinggil dan Pagelaran, Sultan berkunjung ketempat tersebut hanya 3 kali dalam setahun, yaitu pada acara saat Pisowanan Ageng Grebeg Mulud, Sawal dan Besar. Serta pada saat kesempatan khusus pada penobatan Sultan dan Putra Mahkota/Pangeran Adipati Anom.
Kegiatan Sultan lebih intensif di Kemandhungan dimana pada pelataran ini berada Bangsal Pancaniti yang berarti harfiah ( memeriksa lima ). Ditempat ini Sultan menyelesaikan berbagai persoalan perkara yang harus ditangani raja. Bangsal ini juga dipakai abdi dalem menunggu untuk menghadap Sultan.
Pelataran Srimanganti diperuntukkan untuk menerima tamu yang tidak terlalu formal. Di tempat ini Sultan HB II menulis dan membacakan buku kramat Serat Suryaraja di depan para punggawa kerajaan.
Pelataran Kedaton merupakan tempat yang mempunyai kesakralan paling tinggi. Di pusat tempat tersebut digunakan untuk menyimpan pusaka milik Keraton.
Prabayeksa dan Kencana dipakai sebagai tempat Sultan bertahta sepanjang tahun dan tempat menerima tamu-tamu penting.
Banyak benda-benda peninggalan dalam keraton yang banyak menyimpan cerita sejarah yang berguna untuk tujuan penelitian dan referensi yang berguna pengetahuan generasi penerus bangsa. Benda-benda tersebut seperti perpustakaan yang menyimpan naskah kuno, pusaka kerajaan dan museum foto yang menyimpan koleksi foto raja-raja di Yogyakarta, keluarga dan kerabatanya. Upacara tradisional pun secara rutin dilaksanakan untuk melestarikan kebudayaan leluhur seperti jamasan ( memandikan pusaka dan kereta kerajaan ) dan Grebeg Maulud.
Keraton Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat yang lebih dikenal dengan nama Keraton Yogyakarta merupakan museum hidup bagi kebudayaan Jawa yang berada di Yogyakarta dan menjadi pusat perkembangan kebudayaan Jawa.
Para wisatawan dapat menyaksikan dan belajar secara langsung bagaimana budaya jawa tersebut dijaga dan dilestarikan di Keraton Yogyakarta. Keraton Yogyakarta dibangun Pangeran Mangkubumi pada tahun 1755 , beberapa bulan setelah penandatanganan Perjanjian Giyanti. Keraton Yogyakarta didirikan dan menjadi garis imajiner yang merupakan garis lurus yang menghubungkan Gunung Merapi dan Pantai Parangtritis.
Untuk mengunjungi Keraton Yogyakarta terdapat dua loket pintu masuk yaitu yang pertama di Tepas Keprajuritan ( Depan Alun-alun Utara ) dan pintu kedua terdapat di Tepas Pariwisata ( Regol Keben ). Jika anda memasuki Keraton dari pintu pertama maka para wisatawan sebatas dapat memasuki Bangsal Pagelaran dan Siti Hinggil dan melihat beberapa koleksi kereta dari Keraton Yogyakarta. Sedangkan bila wisatawan masuk dari Tepas Pariwisata maka dapat menelusuri dan memasuki kompleks Sri Manganti dan Kedathon yang terdapat Bangsal Kencono yang merupakan Balairung Utama di Keraton Yogyakarta. Jarak antara loket yang pertama dan yang kedua dapat ditempuh dengan jalan kaki atau naik becak karena melewati Jalan Rotowijayan
Setelah anda berhasil memasuki Keraton , anda akan melihat aktivitas beberapa abdi dalem yang bertugas di dalam keraton. Anda juga dapat mengamati dan melihat koleksi barang-barang Keraton yang terpajang atau memang berada di tempat tersebut. Ada beberapa koleksi barang-barang peninggalan dari Keraton yang disimpan dalam kotak kaca di berbagai ruangan dalam Keraton seperti : keramik dann pecah belah, miniatur atau replika, foto, senjata dan beberapa jenis batik dan diorama dari proses pembuatannya.
Pada hari hari tertentu dan sudah terjadwal, wisatawan dapat melihat pertunjukan seni yang diadakan di Keraton Yogyakarta. Pertunjukan seni tersebut seperti macapat, wayang kulit, wayang golek dan tari-tarian. Untuk melihat pertunjukan seni tersebut, anda tidak perlu mengeluarakan biaya tambahan.
Jika anda dapat berkunjung pada hari Selasa Wage maka anda dapat melihat lomba Jemparingan atau Panahan yang menggunakan gaya Mataram di Kemandhungan Kidul. Jemparingan ini dilaksanakan dalam ranga tinggalan dalem Sri Sultan HB X yang tetap dilestarikan secara rutin pada hari tersebut. Dalam perlombaan panahan ini terdapat hal yang unik bila diperhatikan yaitu setiap peserta wajib mengenakan busana tradisional dan saat memanah harus dalam posisi duduk bersila.
Selanjutnya anda dapat menyelusuri kompleks Keraton selanjutya dengan memasuki Museum Batik yang pernah diresmikan oleh Sri Sultan HB X pada tahun 2005. Dalam museum tersebut, anda akan banyak melihat beberapa koleksi batik dan peralatan yang digunakan dalam membatik semasa kepemimpinan Sultan HB VIII hingga Sultan HB X. Di dalam muuseum ini juga terdapat benda-benda yang merupakan hadiah dari sejumlah pengusaha batik di Yogyakarta maupun dari daerah lain.
Didekat museum tersebut terdapat sebuah sumur tua yang telah ditutup atasnya dengan menggunakan kasa aluminium dan terdapat tulisan “ pengunjung dilarang memasukkan uang “. Bila anda ingin membuktikan cobalah mendekat dan melihat kedalam sumur, ternyata sudah terdapat banyak kepingan uang logam dan kertas yang berhamburan di dasar sumur.
Setelah anda selesai menyusuri dan menikmati keindahan dalam keraton maka tibalah saatnya melangkahkan kaki keluar melewati pintuu regol. Dalam perjalanan menuju tempat parkir kendaraaan, anda akan dapat melihat papa nama yang menawarkan Kursus atau kelas untuk belajar kesenian jawa yaitu kelas : macapat, nembang, menari klasik, belajar mendalang serta menulis dan membaca huruf jawa. Kalau anda tertarik untuk belajar kesenian jawa maka anda dapat menindak lanjuti penawaran tersebut.
Lokasi
Keraton Yogyakarta berlokasi di pusat kota Yogyakarta. Halaman depan Keraton berupa Alun-alun Utara Yogyakarta dan halaman belakang Keraton berupa Alun-alun Selatan Yogyakarta.

EXPLORE KOTA JOGJA

AYO MAEN
JOGJA KAMPUNG HALAMAN


"Tugu Jogja Paling Bersejarah  di Yogyakarta"

Tugu Jogja merupakan ikon kota Yogyakarta yang sangat terkenal. Tugu ini sudah berusia sekitar 3 abad yang menyimpan banyak sekali makna dan sejarah kota Yogyakarta. Simbol dan lambang kota Yogyakarta ini dibangun olehHamengku Buwono I yang juga merupakan pendiri dari Keraton Yogyakarta. Tugu ini bisa merupakan garis imaginer yang bersifat magis yang menghubungkan antara laut selatan, keraton Jogja, dan gunung Merapi.
Kalau kita pandang dari Keraton Yogyakarta, ke arah utara akan terlihat Jl. Malioboro, Jl.Mangkubumi, Tugu Jogja dan Jl. Monumen Jogja Kembali akan membetuk garis lurus ke arah puncak gunung Merapi.
Bangunan ini menggambarkan Manunggaling Kawula Gusti yang merupakan semangat persatuan untuk melawan penjajahan. Semangat persatuan tergambar dari bentuk tiang bangunan tugu ini yang gilig atau silider sedangkan puncak dari bangunan ini yang bulat ( golong ) sehingga tugu ini dinamakan Tugu Golong Gilig. Tugu ini juga merupakan penunjuk arah ketika Sultan Yogyakarta melakukan meditasi menghadap ke puncak gunung Merapi.
Tugu Yogyakarta ini saat dibangun berbentuk tiang silinder yang mengerucut keatas. Sedangkan bagian dasarnya berupa sebuah pagar yang melingkar dan bagian puncaknya berbentuk bulat. Tugu ini pada mulanya setinggi 25 meter.
Pada tanggal 10 Juni 1867 terjadi bencana gempa bumi besar yang menguncang kota Yogyakarta yang membuat Tugu Jogja ini runtuh yang diikuti dengan keadaan yang tidak menentu pada waktu itu karena gempa bumi yang hebat memporak-porandakan sebagian besar kota yogyakarta.
Pada tahun 1889 tugu Jogja direnovasi oleh Belanda dengan merubah bentuknya menjadi bentuk persegi dan pada tiap sisinya dihiasi oleh semacam prasasti yang menginformasikan siapa saja yang terlibat dalam renovasi tersebut. Pada bagian puncak tugu dirubah menjadi kerucut atau runcing yang tadinya bulat, sedangkan tinggi tugu tersebut menjadi hanya 15 meter atau 10 meter lebih rendah daripada bangunan semula. Mulai saat itu bangunan tersebut diberinama De Witt Paal atau Tugu Pal Putih
Perubahan bentuk tugu tersebut merupakan taktik Belanda untuk mengikis persatuan rakyat dan raja dalam melawan penjajah, tetapi harapan Belanda tersebut tidak berhasil karena disana sini tetap terjadi perlawanan dari rakyat Indonesia.
TEMPAT ASIK JOGJA 
YANG WAJIB KITA KUNJUNGI





cycling around Yogyakarta

Explore Jogja

TEMPAT ASIK JOGJA 
YANG WAJIB KITA KUNJUNGI

EXPLORE INDAH NYA JOGJA DI MALAM HARI


Lokasi: Wisata Jogja Bukit Bintang ini Terletak di Jl. Yogyakarta-Wonosari, tepatnya didaerah Pathuk, Gunungkidul YogyakartaJam Kunjung: Saat malah hari yaitu antara jam 19.00 sampai pagi menjelangTiket masuk: Free (karena merupakan kawasan jalan raya)


Romantisme Indahnya Bukit Bintang JogjaMengapa dinamakan Bukit Bintang? Karena dari lokasi bukit ini kita bisa melihat keindahan malam kota jogja dengan lampu yang berkelip-kelip seperti bintang dilangit.Lampu yang berkelip-kelip tersebut berasal dari pancaran lampu rumah-rumah  warga kota yogyakarta. 
Lokasi Bukit bintang sendiri berada diatas perbukitan Pathuk, Gunungkidul. Karena keberadaannya diatas bukit dengan hawa yang dingin, semakin membuat suasana malam disini terasa indah dan romantis.
Bukit bintang merupakan lokasi favorit bagi para remaja dan keluarga untuk menikmat suasana malam jogja. Terdapat beberapa cafe dan warung-warung warga yang menjual berbagai macam makanan dan minuman, salah satu yang paling favorit adalah jagung bakar dengan minuman kopi hitam panas, menu ini sangat cocok dinikmati saat kita berada di bukit bintang yang bersuhu sejuk. 
Di Bukit Bintang juga terdapat beberapa Hotel dan Penginapan bagi kita dan keluarga yang ingin menghabiskan waktu lebih lama di tempat wisata bukit bintang ini. Bagi yang baru menikah dan ingin berbulan madu dengan suasana malam yang romantis, nah lokasi ini adalah merupakan lokasi yang sangat tepat untuk dikunjungi.
Selamat menikmati indahnya Suasana wisata malam Jogja.



explore whit gowes enaks

Gowes Ke Obyek Wisata Curug Banyunibo dan Curug Pulosari Desa Wisata Krebet


Obyek Wisata Curug Banyunibo dan Curug Pulosari berada di Dusun Krebokan Kulon, RT 02, RW 05, Desa Sendangsari, Kec. Pajangan, Kab. Bantul, DI Yogyakarta. Rute perjalanan bisa ditempuh menggunakan mobil, sepeda motor ataupun sepeda tentunya. Angkutan umum belum tersedia, Jangan juga menggunakan Bus... Ga bisa masuk ke lokasi.. 

Minggu 24 Maret Clubpon+ berduabelas berhasil sukses Gowes ke Curug Banyunibo. Oh, ya... berusaha kami cari lokasi tepat dari Curug Banyunibo di Wikimapia.org belum juga ketemu. Susah. Ga kliatan. Tapi alhamdulillah, titik titik awal menuju Curug Banyunibo sudah ada. Sebelumnya, Clubpon+ juga sudah ke Curug Pulosari. Berberapa, lupa :D

Rute ke Curug Banyunibo dan ke Curug Pulosari setidaknya bisa diambil 3 rute :

  • Dari perempatan Kantor Kelurahan Bangunjiwo, ke barat, menyusuri jalan aspal. Sambil Gowes, amati terus ya, sampai ketemu plang "Desa Wisata Krebet". 
  • Bila sudah ketemu, ikuti arah ke Krebet. (Ambil jalan ke kiri)
  • Susuri saja jalan naik turun sampai ketemu pertigaan jalan dengan pohon di tengah jalah. Ambil jalah arah ke kiri.
  • Sebentar lagi tanjakan habis kok, :)
  • Susuri terus sampai ketemu Patung Semar. Eh.. masih terus saja ya... 
  • Perhatikan di kiri jalan ada Kuburan. Nah diseberang kanan ada jalan conblok. Masuk jalan itu. Hati hati, ya... remnya di siapin...
  • Bila lurus terus mengikuti jalan conblok, goweser akan sampai ke Curug Pulosari.
  • Setelah perempatan pertama, lalu tanjakan kemudian ada pertigaan, ambil kiri. Susuri saja jalan tersebut, tapi akan lebih baik kalau bertanya ke warga arah ke Curug Banyunibo.
  • Dari Pertigaan Utara LP Pajangan, ke barat menyusuri tanjakan aspal lumayan panjang. Sampai ketemu Sekolah Dasar Beji di kiri jalan, eh perempatan jalan tepatnya. Di perempatan ambil jalan ke kanan, menyusuri jalan aspal. 
  • Susuri terus sampai ketemu kuburan di sebalah kanan jalan. Awas, kalau sudah sampai patung semar berarti kebablasen...
  • Di seberang jalan tepat sebelum kuburan ada jalan conblok. masuk jalan itu dan hati hati ya, remnya disiapin...
  • Bila lurus terus mengikuti jalan conblok, goweser akan sampai ke Curug Pulosari.
  • Setelah perempatan pertama, lalu tanjakan kemudian ada pertigaan, ambil kiri. Susuri saja jalan tersebut, tapi akan lebih baik kalau bertanya ke warga arah ke Curug Banyunibo.
  • Ini adalah rute minim tanjakan, tapi berbonus bau kandang ayam baik petelur maupun potong. Rute ini mengambil arah dari sebalah timur Kantor Kecamatan Pajangan tepatnya jalan Conblok disebelah timur Jembatan Kamijoro Sendang Sari Pajangan. Masuk ke utara, Susuri jalan tersebut, sambil tanya tanya ke warga, kemana arah ke Curug Banyunibo. Yang jelas ikuti saja, jangan ambil tanjakan ke kanan.. kecuali tanjakan ke lokasi Curug Banyunibo. 
Hasil gambar untuk pulosari bantul